Pasuruan, JATIM | SidikFakta.com – LSM M-BARA berkolaborasi dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Pasuruan beserta tokoh masyarakat. Maupun para pemuda mengadakan pagelaran “Nguri Uri Budoyo” di Lapangan Bong Mancilan Kelurahan Pohjentrek, Kecamatan Purworejo, Kota Pasuruan. (23/05/25).
Acara dalam bentuk sosial budaya tersebut terlaksana mulai Kamis (22/5/2025) hingga (31/5/2025).
Panitia Pagelaran Seni Nguri uri Budoyo dan Wagub LIRA Jatim Kecewa Kepada Walikota
Penampilan pencak silat mulai anak anak sampai yang dewasa turut memeriahkan kegiatan acara pembukaan ini. Selain itu adanya wahana mainan anak anak dan mengangkat para usaha kecil UMKM setempat juga turut meramaikan kegiatan ini.
Ketua panitia penyelenggara, Mudrik Maulana Sekretaris LSM M-BARA mengatakan. Bahwa acara ini bertujuan untuk melestarikan budaya lokal. Serta mengangkat UMKM warga sekitar.
“Tujuan kami aakan kegiatan ini untuk menunjukan identitas jati diri daerah atau jati diri bangsa.” ucap Mudrik
Kemudian Ia, menambahkan
“Selain kesenian pencak silat, kegiatan ini juga menampilkan kesenian bantengan mberot, jaranan, drumband, musik angklung dan orkes dangdut. imbuhnya
Sementara itu, warga Mancilan dan Ketua LSM M-BARA menyayangkan ketidakhadiran Wali Kota Pasuruan, H. Adi Wibowo, S.Tp, M.Si., ke acara “Nguri-uri Budoyo” yang digagas LSM M-BARA di kampung Mancilan ini.
Padahal tujuan kami mengadakan kegiatan ini untuk menjaga kelestarian seni dan budaya . Serta mengangkat UMKM masyarakat Pasuruan.
“Kita sayangkan dari pihak pemerintah kota Pasuruan tidak ada hadir mulai dari Walikota, Camat, maupun dari keluran. Kalau memang ada halangan mestinya ada perwakilan yang hadir, ini bentuk respon menghargai masyarakat. Tapi kalau seperti ini pemkot tidak menghargai.” cetus Saiful Arif Ketua LSM M-BARA dengan rasa kecewa.
Sementara itu, Ayi Suhaya, SH.,, seorang budayawan sekaligus Wagub LIRA Jatim itu senada mengungkapkan kekecewaannya pada saat acara masih berlangsung.
Kepada awak media, ia menuturkan, dalam acara Nguri uri budoyo tersebut seharusnya menjadi momen bagi Adi Wibowo sebagai Wali Kota Pasuruan . Untuk menjadikan salah satu sosialisasi atau edukasi . Betapa pentingnya tentang melestarikan budaya leluhur kita.
“Dalam acara ini Walikota tidak hadir, mestinya bisa diwakilkan Wakil Wali Kota, Sekda, atau Asisten ,”ujar Ayi.
Lalu, ia pun berpandangan, ketidakhadiran Wali Kota merupakan bentuk tidak menghargainya keberadaan kami. Serta seni dan budaya yang ada di Kota Pasuruan
“Warga Macilan seolah dianggap tidak penting sehingga Wali Kota tidak menghadiri maupun jajarannya untuk mewakili,”katanya.
Ayi menegaskan, Adi Wibowo sebagai pemimpin kebijakan di Pemerintah Kota Pasuruan harus mengenali rakyatnya.
“Nah, jadi kita sebagai rakyatnya harus tahu pemimpin kita itu siapa, sehingga menjadi pertanyaan besar kenapa Wali Kota tidak menghadiri kegiatan ini,” tegas Ayi.
Baca Juga Artikel Lainnya : Polres Pasuruan Tingkatkan Layanan 110, Kapolres: Jangan Ragu Lapor, Nama Anda Dilindungi
Harapannya kedepan seorang pemimpin itu bisa mengayomi warganya, jangan sampai masyarakat kecewa.
“Yo mbok teko o ojok kebacut (Ya datang saja, jangan terlalu) seorang pemimpin harus mengayomi, turun ke bawah. Jangan 3D yaitu Datang Duduk Duit.” tegas Ayi Suhaya
“Contoh seorang pemimpin seperti Kang Dedi Mulyadi (KDM) diundang rakyatnya gelar Nguri uri budoyo, beliaunya hadir. Karena seorang pemimpin lahir dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat.” pungkasnya
M. Ichwan
Kabiro Pasuruan Raya