Lombok Tengah, (NTB) |SidikFakta – Sekapur sirih pandangan Kepala SMPN 3 Kopang Zulkarna, SPd, MBA tentang Pendidikan di tengah Kodrat kemajuan Zaman, Senin (27/03/2023).
Dirinya mememulai dengan mengutip dari salah satu hadis Nabi Muhammad SAW yang artinya :
“Ajarilah anak-anakmu sesuai dengan zamannya, karena mereka hidup di zaman mereka bukan pada zamanmu. Sesungguhnya mereka diciptakan untuk zamannya, sedangkan kalian diciptakan untuk zaman kalian”.
Demikian salah satu hadis Rasullulah Muhammad SAW yang mengajarkan kita bahwa pendidikan harus dinamis dan pembelajaran yang diberikan kepada anak-anak kita harus disesuaikan dengan kebutuhan dan tuntutan zaman.
Menurut Kihajar Dewantara, ‘Didiklah para siswa sesuai dengan Kodrat zaman’. Dapat diartikan bahwa kita sebagai guru harus membekali ketrampilan Kepada siswa sesuai zamannya agar mereka bisa hidup, berkarya dan menyesuaikan diri tanpa mengesampingkan pendidikan budi pekerti. selanjutnya para guru dituntut untuk senantiasa mendidik para peserta didiknya sesuai dengan kebutuhan hidup pada zamannya agar mereka bisa beradaptasi dan bisa bertahan hidup (survive).
Seiring perkembangan zaman, berbagai macam teknologi juga mulai berkembang, seperti ditemukannya mesin dan sekarang masuk masa informasi teknologi. Dengan berkembangnya teknologi informasi dapat mempengaruhi dihampir semua lini kehidupan salah satunya adalah pada aspek pendidikan. Melalui teknologi semua orang bisa menguasai ilmu pengetahuan,karena hari ini orang bisa mendapatkan ilmu di mana saja.
Dengan adanya platform yang begitu banyak tersedia setiap orang dengan mudahnya mengakses informasi dan ilmu pengetahuan sehingga ilmu itu menjadi barang bebas (knowledge).
Selanjutnya kita sudah berada di era Revolusi 4.0 yang di tandai dengan adanya tranformasi digital di semua aspek dan kita harus menyiapkan siswa kearah tersebut. Oleh karena itu, para pendidik harus meng-upgrade pengetahuan dan kompetensi diri secara terus menerus agar kebutuhan para peserta didik dapat terlayani secara maksimal.
Pada sisi lain, teknologi merupakan ancaman dan tantangan bagi para peserta didik kalau tidak bisa diarahkan penggunaannya dengan bijak.
Dengan banyaknya tawaran berbagai jenis aplikasi permainan (game) yang menarik tentunya para siswa akan menghabiskan waktunya untuk bermain game sehingga waktu belajar dan beribadah terbuang begitu saja.
Inilah merupakan tantangan besar juga bagi para guru dan orang tua kalau anak-anak tidak di batasi dan diarahkan dalam penggunaan informasi teknologi (IT) ke hal-hal yang bersifat positif.
Dalam konteks pendidikan di sekolah, para guru harus lah mampu berpikir kreatif dan inovatif terutama dalam merancang bangun sebuah proses pembelajaran berbasis teknologi. Banyak sekali platform platform yang bisa di manfaatkan untuk memudahkan akses mereka untuk belajar, termasuklah juga dalam merancang alat penilaian belajar.
Selama ini model ujian-ujian sekolah yang diberikan kepada para siswa menjadi momok bagi mereka. Akibatnnya tidak sedikit para siswa merasa tertekan dan cemas bahkan bosan dengan berbagai tugas, ulangan harian, ulangan semester, dan ujian yang diberikan hanya dalam bentuk tes atau berbasis kertas.
Maka model model pembelajaran dan evaluasi saat ini harus disesuaikan dengan zamannya. Hari ini para siswa lebih dekat dengan gadget, android, Ipon dan lain lain. Maka akan lebih menarik jika proses pembelajaran ataupun penilaian hasil belajar di laksanakan berbasis teknologi seperti pemanfaatan aplikasi google form, Quizziz, Kahoot, ThatQuiz, Tesmoz, Ujione dan masih banyak lagi aplikasi yang lainnya.
Disamping itu juga keuntungan bagi guru bahwa pengelolaan perencanaan penilaian dan hasilnya akan lebih mudah, murah, cepat dan efektif. Dan yang terpenting pembiayaan nya akan lebih efisien karena sekolah tidak mengeluarkan banyak dana, waktu dan tenaga, untuk proses penggandaan soal.
Pepatah lama mengatakan “kalau ada cara yang lebih mudah dan murah kenapa pilih cara yang lebih mahal dan sulit”. Untuk itu mari kita mencoba dan mulai hari ini, kalau tidak kapan lagi. Jadikan perubahan sebuah peluang bukan menjadi menjadi ancaman, karena tidak ada yang permanen kecuali perubahan (nothing permanent except the changes) demikian ungkapan seorang filsuf Yunani bernama Heraclitus.