Semarang | Sidikfakta.com – Isna Rosiana Dewi terpilih sebagai salah satu dari tiga wisudawan terbaik dalam Wisuda ke-43 Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi STIKOM Semarang tahun 2025. (28/11/25).
Predikat itu menjadi catatan penting bagi Isna yang selama bertahun-tahun berhadapan dengan berbagai pandangan miring tentang perempuan dan pendidikan tinggi.
Prosesi wisuda berlangsung pada 26 November 2025 di Hotel Candi Indah Semarang. Di hadapan para wisudawan dan tamu undangan, Isna menyampaikan pandangannya mengenai stigma yang masih sering dilekatkan pada perempuan, terutama ketika mereka ingin melanjutkan pendidikan.
Luar Biasa! Buktikan Perempuan Berhak Bermimpi, Isna Rosiana Dewi Raih Predikat Wisudawan Terbaik
Dalam sambutannya, Isna menyinggung pengalaman pribadi ketika lingkungan meragukan langkahnya. Ia mengingat pertanyaan yang pernah ia terima, “Perempuan sekolah tinggi-tinggi buat apa?” Kalimat itu sempat melekat, namun justru mendorongnya untuk terus maju.
Keraguan semacam itu tidak membuatnya mundur. Dari situlah muncul tekad untuk membuktikan bahwa perempuan memiliki hak yang sama untuk belajar dan mengembangkan diri.
“Saya ingin menunjukkan bahwa perempuan juga mampu, dan mimpi itu sah untuk diperjuangkan,” ujarnya saat memberikan sambutan.
Perjalanan pendidikan Isna ditempuh melalui berbagai usaha. Demi melanjutkan kuliah, ia pernah bekerja sebagai pramugari bus lintas kota di Jawa Tengah, menjadi reporter, hingga berkarier sebagai social media specialist. Semua itu ia jalani sebagai proses mempertahankan mimpinya menyelesaikan pendidikan tinggi.
Terpilih sebagai wisudawan terbaik menjadi bukti nyata ketekunannya. Bagi Isna, gelar tersebut bukan hanya pencapaian akademik, tetapi juga jawaban bagi mereka yang pernah meragukan kemampuannya.
Baca Juga Berita Lainnya : Optima Management Sukses Gelar Pelatihan Optimalisasi Media Sosial di SMK Muhammadiyah 1 Semarang: Optimalisasi Personal Branding & Strategi Marketing On Sosmed
Ia berharap perjalanannya dapat menginspirasi perempuan lain agar tetap percaya diri menempuh pendidikan. Menurutnya, setiap perempuan berhak meraih pendidikan setinggi yang ia inginkan tanpa harus takut di batasi stigma apa pun.
Isna menutup pidatonya dengan mengajak perempuan untuk tidak berhenti bermimpi dan terus bergerak maju, karena stigma tidak seharusnya menjadi penghalang untuk berkembang dan membuktikan diri.
// Penulis : Pangestu Adika Putra,S. I. Kom //













